NAMA : Inna Aulia Khasana
NIM : 2225140503
JURUSAN : PENDIDIKAN
MATEMATIKA / IA
Pengertian Paragraf
Sebuah paragraf
(dari bahasa Yunani paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis
di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris
baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa
memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow.
Sebuah paragraf
biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan
kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak
lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap
paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk
dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya
tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa
terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau
berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika
dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang
dikutip berganti
Paragraf merupakan
kumpulan sebuah kalimat yang disusun secara runtut dan terperinci sehingga
terbentuklah sebuah susunan yang dikenal dengan satu istilah yaitu paragraf.
Pengertian yang berkaitan dengan paragraf sangat banyak, dijelaskan dalam kamus
besar bahasa Indonesia tentang pengertian paragraf yaitu bagian bab dalam suatu
karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan
garis baru.
Apabila dipaparkan
secara sistematis maka suatu karangan secara umum merupakan kumpulan dari bab
per bab, dalam tiap bab tersebut terdapat beberapa paragraf yang disusun secara
sistematis dan konsisten, pada paragraf terdapat kumpulan kalimat-kalimat
sebagai pengembangan dari pemaparan satu buah paragraf, dan dalam kalimat
tersebut terdapat kumpulan kata-kata yang membangun unsur sebuah kalimat yang
efektif dan memenuhi kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan ilmiah.
Paragraf juga dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan
adanya paragraf kita dapat membedakan di mana suatu ide mulai dan berakhir.
Dalam bukunya
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan memberikan definisi
tentang paragraf yaitu; Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam
sebuah karangan. Dalam paragraf ini terkandung satu unit buah pikiran yang
didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat
pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai
pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Dapat diartikan
bahwa paragraf merupakan suatu hasil pemikiran yang mana dalam paragraf
tersebut terdapat inti maupun pokok permasalahan yang menjadi satu hal yang
perlu dijelaskan atau dipaparkan sehingga dapat sebuah paragraf terdapat
beberapa kalimat yang membangun unsur paragraf. Kalimat-kalimat
penjelas/pengiring bertujuan untuk menerangkan dan mengembangkan kalimat pokok
yang menjadi fokus pembicaraan sehingga isi dalam paragraf tersebut dapat
dipaparkan secara luas dan terpadu namun tidak keluar/keluar bahkan menyimpang
dari pokok pembicaraan dalam paragraf tersebut.
Secara umum
definisi paragraf dapat dijabarkan bahwa paragraf merupakan sekumpulan kalimat
yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya, paragraf merupakan
bagian dari suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu, pada umumnya
sebuah paragraf ditandai dengan penulisan pada baris baru dengan penulisan awal
hurufnya mengarah ke dalam, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pembuka,
kalimat inti, dan kalimat penutup. Adapun dalam sebuah penyusunan paragraf
tidak dibenarkan membicarakan/membahas materi yang berseberangan dengan fikus materi
yang dibicarakan dalam satu paragraf karena sebuah paragraf merupakan satu
kesatuan utuh sebuah pemaparan permasalahan atau materi yang utuh dan terpadu.
Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan
fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
a.Eksposisi (Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik
dengan tujuan memberi informasi)
Contoh:
Para pedagang daging sapi di
pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging
ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70
persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.
b.Argumentasi (Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat /
kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti)
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya.
Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan
Sukarton (1992) bahwa anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang
dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih
banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau
mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya
untuk menopang kehidupan keluarga.
c.Deskripsi (Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan
sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.)
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama.
Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena
memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga
melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan
pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip
yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
d.Persuasi (Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca
agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia
harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa
kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap
tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan, mengembangkan sikap tolong-menolong
dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh
suasana kemanusian dan saling mencintai.
e.Narasi (Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang
susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian
besar berdasarkan imajinasi.)
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal
dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,
mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang
perpustakaan hanya ada dia.
Berdasarkan
tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.
Paragraf
pembuka
Paragraf pembuka
biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran
pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Dalam karangan ilmiah, paragraf
pembuka dapat berupa: (1) garis besar karangan dengan menonjolkan bagian yang
dipandang penting; (2) pemaparan isi dan maksud judul karangan; (3) kutipan
pendapat pakar pada bidang ilmu yang bersangkutan; (4) sitiran dari suatu
pendapat; (5) pembatasan objek dan subjeknya; (6) pemaparan arti penting
masalah yang akan dibicarakan; (7) gabungan dari beberapa cara di atas.
Contoh :
Jacques Cousteau
lahir pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac, Prancis. Sejak usia 4-5
tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang dan menyelam
gara-gar waktu berusia 10 tahun dikirim kesekolah musim panas di Danau harvey,
AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak sentimaen
kepadanya. Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang penuh
ranting dan pohon kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun bisa
celaka. Inilah asal mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.
b.
Paragraf
penghubung
Paragraf penghubung
berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik,
paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Ada beberapa pola
penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang dapat
dijadikan pedoman, yaitu :
1.
Pola Urutan
Waktu
Dalam pola urutan
waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis.
Contoh:
(a) Secara Eksplisit
Maharani Puspita
Sari tidak hanya berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru atau
teman-temannya. Selanjutnya, ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi tanah
di sekitar jalan tol. Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta lomba
Karya Ilmu Pengetahuan Remaja 1982. dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis
(Bogor) itu tercatat sebagai pemenang harapan.
(b) Secara Implisit.
Ketukan tangan kecil
di daun pintu sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam buta pertengahan
Februari yang lalu membangunkan penghuninya. Seorang bocah berseru dari luar
memberi tahu, saat berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari tidurnya,
berkemas, dan turun ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut kacong,
berlalu kerumah lain untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa waktu
kemudian sebuah perahu dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan pulau
Mandangin turun mencari ikan. Besuk siang mungkin merekakembali ke darat dengan
tangkapan yang lumayan, tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil yang
nihil. Malam itu adalah melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang yang
ditumpuk sampai ratusan ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.
2.
Pola Runtutan
Tingkat
Dalam pola urutan tingkat,
penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah sampai dengan yang
tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan sebagainya.
Contoh :
Meskipun tingkat pembangunan suatu desa berbeda dari satu desa ke desa lainnya,
dari satu negara ke negara lainnya, akn tetapi ada suatu persamaan umum yang
dapat diterima. Pertama, pembangunan diharapkan dapat memenuhi harapan semua
penduduk … kedua, pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan
pendidikan, dan pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan pembangunan desa
diharapkan pendapatan penduduk dapat menjadi kekuatan penggerak utama di dalam
berbagai bentuk yang positif, keempat, pembangunan desa diharapkan pula dapat
menjamin keselamatan atau jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa
diharapkan membuka kesempatn memajukan karir masing-masing warga desa.
3.
Pola Urutan
Apresiatif
Mengungkapkan
gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung rugi, salah benar, berguna tidak
berguna, dan sebagainya.
Contoh :
Pernyataan bahwa
business adalah unsur dari peternakan sering ditentang oleh banyak orang.
Mereka berpendapat bahwa dalam pertanian yang subsistence ataupun yang primitif
beternak bukanlah suatu business tetapi, suatu cara hidup, suatu way of life.
Pandangan ini bukan sering dikemukakan dengan tandas oleh banyak pejabat yang
bertanggung jawab atasa produksi pertanian. Mungkin benar bahwa fungsi farming
is way of life, sebab produksi dicampur aduk dengan konsumsi.,sebab usaha
pertaniannya dipaterikan dengan kepuasan hidup dalam masyarakat taninya. Tetapi
haruslah disadari pula pula selama tersangkut soal produksi, dan itulah
business. Untuk menerangkan hal ini baiklah diteliti keadaan petani-peternak
yang telah maju yang telah mengubah cara ‘primitif’ dengan cara ‘modern’.
Petani-peternak terlibat dan makin lama makin terlibat dalam usaha jual dan
beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli alat-alat, serta bahan-
bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam keadaan subsistence, petani
yang maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai businessmen, dan selalu
bertindak secara itu.
4.
Pola Urutan
Tempat
Dalam pola urutan
tempat, penulis mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat
lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan,
dan sebagainya. Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan berdasarkan
tingkat pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang
penting sampai tempat yang kurang penting.
Contoh :
Sebelum perahu bertolak ke tengah laut, Suhardi disibukkan oleh tugas membenahi
semua perlengkapan. Ketika sudah sampai tempat yang dituju, jaring telah
ditebarkan, anak laki-laki sembilan tahun ini meloncat ke air bersama sepotong
bambu sepanjang tiga meter sebagai pelampung. Dia mencebur ke air waktu malam
hari sekali pun. Tugasnya saat ini adalah membetulkan jaring, atau menjaganya
jangan tersangkut di dalam air. Untuk itu, dia mengapung di laut selama satu
setengah atau dua jam. Dan kembali ke perahu berbarengan dengan naiknya jaring.
5.
Pola Urutan
Klimaks
Pola urutan klimaks
ini hampir sama dengan pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan
klimaks ini terkandung adanya intensitas yang semakin menaik, sedangkan dalam
pola urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks,
penulis mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin
meningkat intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling intens.
Contoh :
Dalam film terlihat
seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan buta setelah dicekoki obat
mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2 minggu. Hadirin menarik
nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru tambah menjadi-jadi setelah film
berakhir, dan lampu dinyalakan diruang Press Club.
6.
Pola Urutan
Antikimaks
Pola urutan
antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola urutan
antiklimaks ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang intens
sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen, drama), klimaks
dan antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke antiklimaksnya
yang berupa penyelesaian.
7.
Pola Urutan
Khusus Umum
Dalam pola urutan
khusus ke umum ini, penulis mula-mula mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu
hal yang khusus, kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan generalisasinya.
Contoh :
Manusia adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga
sedikit empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang
serupa itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.
8.
Pola Urutan
Sebab – Akibat
Dalam pola urutan
ini, penulis mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek
terdekat dari pernyataan itu.
Contoh :
Kalau kemarau
tengah berlangsung, sinar matahari terasa menyengat di Pulau Kambing. Selama
empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau itu merangas. Angin meniup
daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari kejauhan yang kelihatan
hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya yang mampu membuat bak
mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air hujan. Beberapa
penduduk datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh tiga sumur yang
ada disana mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air laut. Air itu tak
dapat diminum, ataupun digunakan untuk menanak nasi.
9.
Pola Urutan
Tanya – Jawab
Dalam pola urutan
tanya- jawab ini, penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk
pertanyaan, kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
Contoh :
Apa saja yang
penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi agar diskusinya dapat
mencapai sasaran? Sesorang pemimpin diskusi hendaknya tidak mendominasi
jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur agar diskusi berjalan lancar
menurut arah yang dikenhendakai pokok persoalan bersama, dan harus menstimulir
anggota diskusi untuk berpartisipasi, serta menjuruskan kearah pemikiran. Dia
pun harus mencegahadanya monopoli pembicaraan oleh seorang peserta saja, dan
kalau ada salah paham atau perbedaan pendapat harus mengusahakan penyelesaiannya.
Pada akhir diskusi, pemimpin diskusi harus membuat ringkasan, kesimpulan atau
hasil diskusi.
c.
Paragraf
penutup
Paragraf penutup
biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk
eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh alinea
penutup yang berupa kesimpulan :
Media cetak
tergolong tertua kehadirannya di Indonesia dibandingkan dengan jenis media
lainya (radio, film, dan tv), seorang pembaca surat biasanya adalah pendengar
radio,dan penonton tv. Dengan demikian, media cetak mempunyai peranan yang yang
khas dalam penyampaian informasi. Bukan saja untuk menghidupkan tradisi
menulis, dan minat baca masyarakat, tetapi ia metupakan bagian terpenting dalam
penciptaan suasana kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis dari keseluruhan
sistem media komunikasi modern, baik diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi
di daerah perkotaan.
Contoh alinea
penutup yang berupa ringkasan :
Beberapa hal yang
dapat diringkaskan dari pengamatan di atas. Pertama, terdapat gejala rendahnya
mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu mencapai 50
% standar pengetahuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka. Kedua,
daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata
nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam
adalah ilmu yang paling parah diderita oleh semua murid SD, sedang matematika
mrupakan ilmu pengetahuan yang paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya
mutu murid SD terjadi dalam jumlah murid yang naik dengan deras.
Contoh alinea
penutup yang berupa penekanan kembali hal-hal yang penting :
Harus diakui bahwa
ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara tepat persoalan yang
menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang memungkinkan terwujudnya
stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah yang penuh ujian bagi
Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran yang lebih dalam, dan
lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila secara lebih mantap
lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di dalam dasar itu
eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat kuat, yaitu
Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia Indonesia.
Contoh alinea
penutup yang berupa saran
Demikianlah peta
bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian besar rakya Indonesia.
Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada pertumbuhan dan
perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di daerah-daerah. Selanjutnya
para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja keras: menyusuri
pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan daerah-daerah
pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi sasaran KMD.
Contoh alinea
penutup yang berupa harapan :
Mudah-mudahan
pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau laporan hasil penelitian,
dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian bahasa,
dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan
saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
Berdasarkan letak
kalimat utamanya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Paragraf deduktif
Ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum
yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh :
Kemauannya sulit
untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus
disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia
memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
b. Paragraf induktif
Ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau
penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh :
Semua orang
menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa,
sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif
dan efisien.
c. Paragraf campuran
Ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraf. Kalimat utama yang
terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh :
Dalam kehidupan
sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun
yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Berdasarkan isinya,
paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.
Paragraf
deskripsi
Ditandai dengan
kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat
dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal,
keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh :
Dari balik tirai
hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan
mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup
adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang
yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang
melenggang tenang dan penuh pesona.
b. Paragraf proses
Ditandai dengan
tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam
kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses,
meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
c. Paragraf efektif
Adalah paragraf
yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Terdiri atas satu pikiran utama dan
lebih dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada
koherensi antar kalimat.
Kriteria Paragraf yang Baik
Untuk membuat
sebuah paragraf yang baik dan benar menurut ketentuan dan kaidah-kaidah yang
berlaku perlu diketahui tiga komponen yang disyaratkan sebagai sebuah paragraf
yang baik dan benar. Syarat pembentukan paragraf dimaksud menurut Sabarti
Akhadiah, et. al. terdapat tiga
unsur yaitu kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.[6]
a. Kesatuan (Kohesi)
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi
paragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam
pengembangannya tidak boleh terdapat unsur- unsur yang sama sekali tidak
berhubungan dengan topik. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika
kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu
relevan dengan topiknya. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah
masuknya hal-hal yang tidak relevan[7]
b. Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang
harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Urutan pikiran yang
teratur, akan memperlihatkan kepaduan. Jadi, kepaduan/koherensi dititikberatkan
pada hubungan antar kalimat dengan kalimat.[8] Kepaduan paragraf dapat terlihat
melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan
(kata-kata) pengait antar kalimat.[9] Urutan yang logis tersebut akan
terlihat pada pola susunan antar kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut.
Kepaduan dalam
sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikantiga hal, antara lain; pertama,
unsur kebahasaan yang digambarkan antara lain dengan; (1) repetisi atau
pengulangan kata kunci, kata ganti, (2) kata transisi atau ungkapan penghubung,
(3) paralelisme, (4) pemerincian dan urutan isi paragraf. Kedua, perincian
dapat diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis
(sebab–akibat , akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang
(spasial), menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandangan yang satu ke
sudut pandangan yang lain
c. Kelengkapan
Suatu paragraf
dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf
dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan
pengulangan-pengulangan.
PengertianKaranganIlmiah
Karangan merupakan karya tulis yang di hasilkan dari kegiatan
mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui media tulisan kepada orang
lain untuk dipahami. Sedangkan karangan ilmiah menurut Brotowidjoyo adalah karangan
ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar.
Jadi, karya ilmiah adalah suatu tulisan yang di dalamnya
membahas suatu masalah yang dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan,
pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan,
tes labolatorium atau pun kajian pustaka dan dalam memaparkan dan menganalisis datanya
harus berdasarkan pemikiran ilmiah, yang di katakana dengan pemikiran ilmiah disini
adalah pemikiran yang logis dan empiris.
Bentuk karangan ilmiah dapat berupa makalah, usulan penelitian,
skripsi, tesis, dan disertasi. Sedangkan jenis karangan ilmiah, antara lain
laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang
pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiata nilmuwan.
Sumber
:
Setyaningsih, D.R. 2012.Macam-Macam Paragraf.http://dyahrahayusetyaningsih.blogspot.com/2012/03/macam-macam-paragraf-dan-ciri-cirinya.html.
Di aksespadatanggal 30 November 2014.Riszki, dolly.10 Mei 2010.Karangan Ilmiah, Non-ilmiah, dan Tidak Ilmiah, (Online), http://sidodolipet.blogspot.com, diakses 30 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar