Minggu, 29 November 2015

filsafat ilmu

contoh penerapan filsafat ilmu

I. KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT (Yuyun S. Suria Sumantri)

1. Ilmu dan Filsafat

a. Jenis manusia dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya:
1) Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya;
2) Orang yang mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya;
3) Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang diketahuinya;
4) Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya.
Orang yang dapat memperoleh pengetahuan yang benar apabila orang tersebut termasuk golongan 1) dan sekaligus 2) yaitu :
1) Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya;
2) Orang yang mengetahui apa yang tidak diketahuinya.
Dengan demikian maka filsafat didorong untuk mengetahui :
1) Apa yang telah kita ketahui
2) Apa yang belum kita ketahui

b. Pengetahuan diperoleh dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari kedua-duanya.

c. Orang mampu berfilsafat apabila :
1) Rendah hati
Memahami bahwa tidak semuanya akan dapat diketahui dan merasa dirinya kecil dibandingkan dengan kebesaran alam semesta.
Filsuf Faust mengatakan : ”Nah disinilah aku, si bodoh yang malang, tak lebih pandai dari sebelumnya”
Socrates menyadari kebodohannya dan bilang ” Yang saya ketahui adalah bahwa saya tak tahu apa-apa”
2) Bersedia untuk mengoreksi diri
3) Berani berterus terang terhadap seberapa jauh kebenaran yang sudah kita jangkau

d. Ilmu merupakan pengetahuan yang kita alami sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi.
Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri sendiri :
1) Apakah yang sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu;
2) Apakah ciri-ciri yang hakiki tentang ilmu dibanding dengan yang bukan ilmu;
3) Bagaimanakah saya tahu bahwa ilmu yang saya ketahui memang benar;
4) Kriteria apa untuk menentukan kebenaran;
5) Mengapa kita harus mempelajari ilmu;
6) Apakah kegunaan ilmu itu ?

e. Berfilsafat antara lain meliputi :
1) Apakah ilmu yang telah ada sudah benar
2) Mengapa kita harus mempelajari ilmu
3) Apakah kegunaan ilmu itu
4) Apakah ilmu yang ada sudah meliputi semua aspek kehidupan
5) Dimanakah batas cakupan ilmu.
6) Apakah ada aspek kehidupan yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu
7) Apakah kelemahan dan kekurangan ilmu

f. Berfilsafat adalah merenung
Orang berfilsafat diibaratkan seperti seseorang di malam hari yang cerah
memandang ke langit melihat bintang-bintang yang bertaburan dan merenungkan hakekat dirinya dalam lingkungan alam semesta.
Hamlet berkata ” Ah Horaito, masih banyak lagi di langit dan di bumi, selain yang terjaring dalam filsafatmu ”.
Inilah karakteristik berpikir filsafat yang pertama yaitu menyeluruh”.

g. Contoh kelemahan/kepicikan sebagian ilmuwan :
1) Ahli fisika nuklir memandang rendah ahli ilmu sosial;
2) Lulusan IPA merasa lebih tinggi dibanding lulusan IPS;
3) Ilmuwan memandang rendah pengetahuan lain;
4) Ilmuwan meremehkan moral, agama, dan estetika;
Sebaiknya ilmuwan tersebut bertengadah ke bintang-bintang dan kalau dia normal akan berkata ” Lho, kok masih ada langit lain di luar tempurung kita” dan akhirnya dia menyadari kebodohannya.
Pada saat itu Socrates berkata : ”Ternyata saya tak tahu apa-apa”.

h. Selanjutnya Socrates berpikir filsafati :
1) Dia tidak percaya bahwa ilmu yang sudah dimilikinya itu benar;
2) Apakah kriteria untuk menyatakan kebenaran;
3) Apakah kriteria yang digunakan tersebut sudah benar
4) Apakah hakekat kebenaran itu sendiri.
Socrates berpikir tentang ilmu secara mendalam dan ini merupakan karakteristik berpikir filsafat yang kedua yaitu mendasar.

i. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berputar-putar dan melingkar yang seharusnya mempunyai titik awal dan titik akhir.Namun bagaimana menentukan titik awal?
Akhirnya untuk menentukan titik awal, kita hanya berspekulasi.Inilah karakteristik berpikir filsafat yang ketiga yaitu spekulatif.
Akhirnya kita menyadari bahwa semua pengetahuan yang sekarang ada dimulai dari spekulasi. Dari serangkaian spekulasi kita dapat memilih buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan pengetahuan
Dengan demikian lengkaplah 3 karakter berpikir filsafat yaitu meneyeluruh, mendasar dan spekulatif. 

2. Filsafat Peneratas Pengetahuan
a. Seorang yang skeptis berkata : Sudah ribuan tahun orang berfilsafat namun selangkahpun dia tidak maju. Sepintas lalu kelihatannya memang demikian namun kesalahpahaman tersebut dijawab oleh Will Durant.
b. Will Durant mengatakan : Filsafat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri sedangkan infanteri sebagai ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi ilmu, setelah itu ilmulah yang menyempurnakan kemenangan. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafatpun pergi untuk menjelajah kembali ke tempat lain.
c. Semua ilmu, baik ilmu alam atau ilmu sosial bermula dari filsafat. Sebagai contoh, nama asal fisika adalah filsafat alam, nama asal ekonomi adalah filsafat moral. Dulu bidang penjelajahan ilmu luas, kemudian dalam perkembangan selanjutnya menyempit atau bersifat sektoral. Sebagai contoh filsafat moral dikaitkan dengan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi.

3. Bidang Telaahan Filsafat
a. Filsafat menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan oleh manusia pada zamannya, misalnya mengenai UFO (Unidentified Flying Object/Objek terbang yang tidak dikenal).Di sini timbul pertanayaan, apakah hanya manusia saja sebagai satu-satunya penghuni jagad raya ini.
( lihat lampiran I)
b. Seorang profesor yang penuh humor mengatakan bahwa yang dikaji oleh filsafat adalah :
What is a man
What is
What
Semula fisuf mempelajari tentang apa sebenarnya manusia itu.
Kemudian mempelajari apa sebenarnya kehidupan.
Akhirnya filsuf mengatakan ”what” tentang yang ditanyakan kepadanya setelah dia tidak tertarik mendengarkan uraian panjang lebar yang tidak ilmiah. Bagi dia semua itu GIGO (Garbage In, Garbage Out/Sampah yang masuk, sampah yang keluar) Filsuf hanya mau mendengarkan kalau uraian tersebut ilmiah.

4. Permasalahan yang Dikaji Filsafat
Permasalahan yang dikaji oleh filsafat :
a. Logika ( benar dan salah )
b. Etika ( baik dan buruk )
c. Estetika ( indah dan jelek )
Tambahan :
a. Metafisika (zat dan pikiran )
b. Politik ( organisasi pemerintahan yang ideal ).

5. Filsafat Ilmu
a. Filsafat Ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu.Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu alam dan ilmu sosial, namun karena permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu sering dibagi menjadi ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.
b. Filsafat ilmu menelaah antara lain :
1) Objek apa yang ditelaah ilmu
2) Bagaimana wujud objek tadi
3) Hubungan antara objek dengan daya tangkap manusia
4) Bagaimana proses terjadinya ilmu
5) Kegunaan ilmu
6) Bagaimana hubungannya dengan kaidah moral
c. Pada hakekatnya telaahan tersebut digolongkan menjadi :
1) Ontologi, apa yang dikaji oleh ilmu
2) Epistemologi, bagaimana caranya memperoleh ilmu
3) Aksiologi, apa kegunaan ilmu

sumber: https://mulyanacivics.wordpress.com/tag/contoh-penerapan-filsafat-ilmu/

20 Manfat Belajar Filsafat Pendidikan


Manfaat Belajar Filsafat

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali manfaat belajar filsafat yang bisa dipetik, beberapa diantaranya adalah:

1. Filsafat akan mengajarkan untuk melihat segala sesuatu secara multi dimensi – Ilmu ini akan membantu kita untuk menilai dan memahami segala sesuatu tidak hanya dari permukaannya saja, dan tidak hanya dari sesuatu yang terlihat oleh mata saja, tapi jauh lebih dalam dan lebih luas. Dengan kata lain,

2. Filsafat mengajarkan kepada kita untuk mengerti tentang diri sendiri dan dunia – Manfaat belajar filsafat akan membantu memahami diri dan sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.

3. Filsafat mengasah hati dan pikiran untuk lebih kritis terhadap fenomena yang berkembang – Hal ini akan membuat kita tidak begitu saja menerima segala sesuatu tanpa terlebih dahulu mengetahui maksud dari pemberian yang kita terima.

4. Filsafat dapat mengasah kemampuan kita dalam melakukan penalaran – Penalaran ini akan membedakan argumen, menyampaikan pendapat baik lisan maupun tertulis, melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang lebih luas dan berbeda.

5. Belajar dari para filsuf lewat karya-karya besar mereka – Kita akan semakin tahu betapa besarnya filsafat dalam mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, karya seni, pemerintahan, serta bidang-bidang yang lain.

6. Filsafat akan membuka cakrawala berpikir yang baru – Ide-ide yang lebih kreatif dalam memecahkan setiap persoalan, lewat penalaran secara logis, tindakan dan pemikiran yang koheren, juga penilaian argumen dan asumsi secara kritis.

7. Filsafat membantu kita untuk dapat berpikir dengan lebih rasional – Membangun cara berpikir yang luas dan mendalam, dengan integral dan koheren, serta dengan sistematis, metodis, kritis, analitis, dan logis.

8. Filsafat akan mengkondisikan akal untuk berpikir secara radikal – Membuat kita berpikir hingga mendasar, sehingga kita akan lebih sadar terhadap keberadaan diri kita.

9. Filsafat membawa keterlibatan dalam memecahkan berbagai macam persoalan – Persoalan baik yang terjadi pada diri sendiri maupun orang lain, akan membuat kehidupan kita tidak dangkal, namun kaya akan warna.

10. Memiliki pandangan yang luas – Manfaat belajar filsafat dalam hal ini, akan mengurangi kecenderungan sifat egoisme dan egosentrisme.

11. filsafat membantu menjadi diri sendiri – Lewat cara berpikir yang sistematis, holistik dan radikal yang diajarkan tanpa terpengaruh oleh pendapat dan pandangan umum.

12. Filsafat akan membangun landasan berpikir – Komponen utama baik bagi kehidupan pribadi terutama dalam hal etika, maupun bagi berbagai macam ilmu pengetahuan yang kita pelajari.

13. Filsafat dengan sifatnya sebagai pembebas – Manfaat belajar filsafat akan mendobrak pola pikir yang terbelenggu tradisi, mistis, dan dogma yang menjadi penjara bagi pikiran manusia.

14. Filsafat akan membuat kita dapat membedakan persoalan – Terutama berbagai persoalan ilmiah dengan persoalan yang tidak ilmiah.

15. Filsafat dapat menjadi landasan historis-filosofis – Dalam hal ini, berasal dari berbagai macam kajian disiplin ilmu yang kita tekuni.

16. Filsafat dapat memberikan nilai dan orientasi pada semua disiplin ilmu – Filsafat memberikan petunjuk lewat penelitian penalaran serta metode pemikiran reflektif, sehingga kita dapat menyelaraskan antara pengalaman, rasio, agama serta logika.

17. Filsafat dapat dijadikan alat untuk mencari kebenaran – Memberikan pandangan serta pengertian mengenai hidup

18. Filsafat dapat dijadikan sebagai pedoman – Berguna sebagai sumber inspirasi bagi kehidupan.

19. Filsafat mengajarkan kepada kita tentang etika dan moral – Pembelajaran moral dan etika ini, dapat diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan.

20. Filsafat dapat membangun semangat toleransi – Menjaga keharmonisan hidup di tengah perbedaan pandangan atau pluralitas.

9 manfaat filsafat pendidikan


Filsafat pendidikan, meskipun tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk mempelajarinya, namun ternyat memiliki dampak dan juga manfaat yang banyak. Apa saja manfaat filsafat pendidikan? Berikut ini adalah beberapa manfaat dari filsafat pendidikan :

1. Menjadi salah satu landasan dalam perkembangan ilmu pendidikan
Pendidikan sendiri, tidak lain juga merupakan sebuah ilmu yang dapat terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya filsafat pendidikan, maka setiap peneliti yang berkecimpung dan merupakan salah satu pengamat di bidang pendidikan dapat terbantu untuk lebih mengembangkan ilmu pendidikan yang ada. Berawal dari pertanyaan mengenai apa, mengapa dan juga bagaimana, yang merupakan dasar utama dari filsafat.
Hal ini dapat membantu para peneliti dan juga mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan mampu mengembangkan dan menyempurnakan ilmu pendidikan yang sudah ada.

2. Menjadi landasan dari kebijakan mengenai program pendidikan
Segala sesuatu yang diwajibkan dan juga merupakan hak warga Negara pastinya harus diatur dalam sebuah undang-undang atau aturan tertentu. Peraturan mengenai pendidikan ini dibuat dengan menggunakan prinsip filsafat pendidikan. Dengan menggunakan prinsip filsafat, yaitu mengetahui :
  • Apa yang harus dilakukan untuk memajukan pendidikan
  • Mengapa pendidikan itu perlu
  • Bagaimana melaksanakan pendidikan
Maka dengan demikian dapat dibuat suatu peraturan atau undang-undang yang melandasi bidang pendidikan sehingga pendidikan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kebingungan bagi para pendidik maupun yang terdidik.

3. Menjadi landasan untuk berkarya dan juga mengabdi di bidang pendidikan
Pertanyaan filosofis mengenai pendidikan, seperti mengapa pendidikan itu penting dapat memberikan jawaban kepada mereka yang ingin mengabdi menjadi tenaga pendidik. Dengan adanya filsafat pendidikan, maka tujuan pengabdian dari setiap insan pendidik akan menjadi jelas, dan hal ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan juga pengimplementasian mengenai filsafat pendidikan.

4. Menentukan kurikulum dan juga materi yang harus diajarkan dalam bidang pendidikan
Untuk menentukan kurikulum dan materi-materi apa saja yang harus diberikan oleh tenaga pendidik, sesuai dengan tingkatan usianya bukanlah hal yang mudah. Namun dengan adanya filsafat penelitian, maka akan lebih mudah untuk mengkaji hal-hal apa saja yang harus diberikan kepada peserta didik untuk memperoleh materi dan pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan juga usia mereka dengan cara pembuatan kurikulum ajar.

5.Memberikan pemahaman menyeluruh mengani dunia pendidikan
Meskipun sudah sangat sering mempelajari tentang pendidikan, namun mungkin masih banyak beberapa orang yang belum memiliki pemahaman seutuhnya mengenai arti dan juga manfaat dari pendidikan. Dengan manfaat filsafat pendidikan, maka pemahaman dan arti keseluruhan mengai apa itu pendidikan akan menjadi lebih jelas dan membuat siapapun akan menjadi lebih paham mengenai dunia pendidikan.


6. Membuat para pelaku di bidang pendidikan mampu memberikan materi pendidikan lebih baik lagi
Dengan adanya manfaat filsafat pendidikan, maka setiap pendidik sudah dapat memahami bagaimana memberikan dan juga mengembangkan materi pendidikan dengan baik. Nah, hal ini pun akan sangat bermanfaat dan penting bagi para pelaku di bidang pendidikan agar lebih paham terhadap materi pendidikan yang harus diajar dengan lebih baik lagi.


7. menciptakan generasi pendidik dan tenaga pengajar yang berkalitas
Sekali lagi, pemahaman yang diperoleh para pendidik mengenai pendidikan akan membuat kualitas dari para pendidik tersebut menjadi lebih baik lagi. Jadi, secara harafiah, apabila ingin meningkatkan kualitas pendidikan dan juga kualitas dari tenaga pendidik, maka setiap pendidik haruslah memahamai dan juga mempelajari mengenai filsafat pendidikan, agar dapat menjadi tenaga pendidik yang lebih baik lagi, sekaligus mampu untuk memajukan dan juga mengembangkan pendidikan di Indonesia secara khususnya.


8. Membuat para peserta didik dapat memahami apa saja yang sebenarnya harus diketahui dan juga dipelajari selama menempuh jalur pendidikan tertentu
Untuk menjadi seorang tenaga pendidik maupun tenaga professional yang berfungsi untuk mendidik seseorang, maka mereka haruslah memahami hal apa saja yang harus diketahui pada bidang pendidikannya masing-masing. Hal ini dapat diperoleh dengan baik apabila seseorang mampu memahami dan mempelajari filsafat pendidikan.


9. Meningkatkan kualitas pendidikan
Manfaat penting lainnya dari filsafat pendidikan adalah dapat meningkatkan kualitas dari pendidikan. Hal ini tentu saja sejalan dengan manfaat lainnya dari filsafat pendidikan, yaitu dapat emeningkatkan pemahamn dan juga kualitas dari para tenaga pendidik. Tentu saja hal ini dapat berpengaruh langsung kepada kualitas pendidikan Indonesia.

Nah, itulah manfaat dari filsafat pendidikan yang perlu anda ketahui. Semoga artikel mengenai manfaat dari filsafat pendidikan ini berguna bagi anda sekalian.



 

Senin, 23 November 2015

3 tips untuk menghindari kemalasan

3 tips untuk menghindari kemalasan 
 
Rasanya banyak diantara kita yang punya “penyakit” suka menunda-nunda pekerjaan. Penyakit ini, yang sebetulnya adalah kebiasaan, seringkali disebabkan karena kita malas mengerjakan sesuatu. Malas bangun dari tempat tidur, malas pergi olahraga, malas menyelesaikan tugas kantor, dll.

Menurut penelitian, kebiasaan malas merupakan penyakit mental yang timbul karena kita takut menghadapi konsekuensi masa depan. Yang dimaksud dengan masa depan ini bukan hanya satu atau dua tahun kedepan tetapi satu atau dua menit dari sekarang. Contohnya saja ketika Anda malas dari bangun, Anda akan berkata dalam hati: “Satu menit lagi saya akan bangun”, tetapi kenyataannya barangkali Anda akan berlama-lama di tempat tidur sampai akhirnya memang waktunya tiba untuk siap-siap pergi ke kantor.

Kebiasaan malas timbul karena kita cenderung mengaitkan masa depan dengan persepsi negatif. Anda menunda-nunda pekerjaan karena cenderung membayangkan setumpuk tugas yang harus dilakukan di kantor. Belum lagi berhubungan dengan orang-orang yang Anda tidak sukai, misalnya.

Sayangnya, menunda-nunda pekerjaan pada akhirnya akan mengundang stress karena mau tidak mau satu saat Anda harus mengerjakannya. Di waktu yang sama Anda juga mungkin punya banyak pekerjaan lain.
Dalam beberapa hal, Anda pun mungkin akan kehilangan momen untuk berkembang ketika Anda mengatakan “tidak” terhadap sebuah kesempatan –Anda malas bertindak karena bayangan negatif tentang hal-hal yang memberatkan didepan.

Di artikel ini saya ingin memberikan beberapa tips untuk mengatasi rasa malas. Tips ini bisa Anda praktekkan di tempat kerja ataupun lingkungan keluarga:

Ganti “Kapan Selesainya” dengan “Saya Mulai Sekarang”
Apabila Anda dihadapkan pada satu tugas besar atau proyek, Anda sebaiknya JANGAN berpikir mengenai rumitnya tugas tersebut dan membayangkan kapan bisa diselesaikan. Sebaliknya, fokuslah pada pikiran positif dengan membagi tugas besar tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menyelesaikannya satu demi satu.

Katakan setiap kali Anda bekerja: “Saya mulai sekarang”.Cara pandang ini akan menghindarkan Anda dari perasaan terbebani, stress, dan kesulitan. Anda membuat sederhana tugas didepan Anda dengan bertindak positif. Fokus Anda hanya pada satu hal pada satu waktu, bukan banyak hal pada saat yang sama.
Ganti “Saya Harus” dengan “Saya Ingin”

Berpikir bahwa Anda harus mengerjakan sesuatu secara otomatis akan mengundang perasaan terbebani dan Anda menjadi malas mengerjakannya. Anda akan mencari seribu alasan untuk menghindari tugas tersebut.
Satu tip yang bisa Anda gunakan adalah mengganti “saya harus mengerjakannya” dengan “saya ingin mengerjakannya”. Cara pikir seperti ini akan menghilangkan mental blok dengan menerima bahwa Anda tidak harus melakukan pekerjaan yang Anda tidak mau.

Anda mau mengerjakan tugas karena memang Anda ingin mengerjakannya, bukan karena paksaan pihak lain. Anda selalu punya pilihan dalam kehidupan ini. Tentunya pilihan Anda sebaiknya dibuat dengan sadar dan tidak merugikan orang lain. Intinya adalah tidak ada seorang pun di dunia ini yang memaksa Anda melakukan apa saja yang Anda tidak mau lakukan.

Anda Bukan Manusia Sempurna
Berpikir bahwa Anda harus menyelesaikan pekerjaan sesempurna mungkin akan membawa Anda dalam kondisi mental tertekan. Akibatnya Anda mungkin akan malas memulainya. Anda harus bisa menerima bahwa Anda pun bisa berbuat salah dan tidak semua harus sempurna.

Dalam konteks pekerjaan, Anda punya kesempatan untuk melakukan perbaikan berulang kali. Anda selalu bisa negosiasi dengan boss Anda untuk meminta waktu tambahan dengan alasan yang masuk akal. Mulai pekerjaan dari hal yang kecil dan sederhana, kemudian tingkatkan seiring dengan waktu. Berpikir bahwa pekerjaan harus diselesaikan secara sempurna akan membuat Anda memandang pekerjaan tersebut dari hal yang besar dan rumit.

Saya harap tulisan ini berguna. Kemalasan merupakan sesuatu yang normal dalam hidup Anda. Karena dia normal maka dia pun bisa diatasi. Tiga tips diatas bisa menjadi awal untuk berpikir dan bertindak berbeda dari biasanya sehingga Anda tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang hanya karena malas mengerjakannya.

Rabu, 18 November 2015

Kritisisme Immanuel Kant



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah perkembangan filsafat sejak zaman pra-Yunani kuno hingga abad XX sekarang ini, telah banyak aliran filsafat bermunculan. Setiap aliran filsafat memiliki kekhasan masing-masing sesuai dengan metode yang dijalankan dalam rangka memperoleh kebenaran.
Sejarah filsafat adalah sejarah pertarungan akal dan hati (iman) dalam berebut dominasi mengendalikan jalan hidup manusia. Kadang-kadang akal menang mutlak, kadang-kadang iman yang menang mutlak. Kedua-duanya membahayakan hidup manusia. Yang menguntungkan hidup manusia ialah bila akal dan iman mendominasi hidup manusia secara seimbang.
Di dalam ilmu filsafat terdapat beberapa aliran-aliran filsafat, diantaranya adalah aliran rasionalisme, idealism, empirisisme, positivisme, marxisme, dan yang terakhir adalah aliran yang dibawa oleh Immanuel Kant yaitu aliran kritisisme.
Karena banyaknya aliran-aliran filsafat inilah timbul aliran kritisisme yang dibawa oleh Kant. Dimana aliran Kant ini adalah aliran yang sampai sekarang masih bisa diterima oleh banyak penganut filosofi dikarenakan pahamnya yang menggabungkan antara paham empirisisme dan rasionalisme.

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.      Bagaimana Sejarah singkat Immanuel Kant?
1.2.2.      Apakah yang di maksud Kritisisme itu?
1.2.3.      Bagaimana Kritisisme Immanuel Kant?
1.2.4.      Apa saja Tiga Pokok Pemikiran Immanuel Kant?

1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1.      Untuk mengetahui Sejarah singkat Immanuel Kant.
1.3.2.      Untuk mengetahui maksud dari Kritisisme.
1.3.3.      Untuk mengetahui Kritisisme Immanuel Kant.
1.3.4.      Untuk mengetahui Tiga Pokok Pemikiran Immanuel Kant


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Singkat Immanuel Kant (1724-1804)
            Sejarah Filsafat adalah sejarah pertarungan akal dan hati (iman) dalam berebut dominasi mengendalikan jalan hidup manusia.
Immanuel Kant lahir di Konisberg, Prusia, pada tahun 1724. Ia tidak pernah meninggalkan desa kelahirannya kecuali beberapa waktu singkat karena memberi kuliah di desa tetangganya. Profesor ini sangat doyan memberikan kuliah geografi dan etnologi. Ibunya amat taat terhadap agama, dan Kant sendiri amat tekun melaksanakan agamanya.
Pada tahun 1755 Kant memulai karirnya sebagai dosen swasta di Universitas Konisberg. Kemudian dia diangkat menjadi profesor logika dan metafisika pada tahun 1770. Sebagai seorang dosen dia menerapkan salah satu prinsipnya ialah perlunya mahasiswa yang berprestasi sedangan ditolong. Pada usia empat puluh dua tahun ia menyatakan bahwa ia merasa beruntung karena menyenangi metafisika, dan ia menaburkan beberapa uraian-uraian filosofis yang mendalam mengenai hal tersebut bahkan ia berani menyerang metafisikawan. Sebelum tertarik pada metafisika, ia lebih dahulu menyenangi pengetahuan yang bukan metafisika. Ia menulis mengenai planet, gempa, api, angin, eter, gunung, bumi, etnologi dan ratusan objek lainnya yang tidak berhubungan dengan metafisika.
Kehidupan Kant, menurut salah seorang penulis biografi berlangsung menurut aturan yang tegas: bangun, minum kopi, menulis, memberi kuliah, makan, jalan-jalan, masing-masing mempunyai waktunya sendiri. Secara fisik ia memerlukan perawatan dokter, tetapi ia hidup sampai usia delapan puluh tahun. Ia memang filosof tulen. Ia berfikir terlebih dahulu sebelum berbuat. Dan Kant pada umur dua puluh tahun telah menyatakan, “Saya sudah menetapkan jalan yang pasti. Saya ingin belajar, tidak satu pun yang dapat menghalangi saya dalam mencapai tujuan ini.” Melalui berbagai kondisi ia terus menyelesaikan karya besarnya selama lima belas tahun. Buku pertamanya yang berjudul Critique Of Pure Reason  (pembahasan mengenai akal murni) merupakan suatu pembahasan yang mengenai pembelaan terhadap sains dan serangan skeptisme.

2.2. Kritisisme
      Secara harfiah, kata kritik berarti pemisahan. Filsafat Kant berusaha membeda-bedakan antara pengenalan yang murni dan yang tidak murni, yang tiada kepastiannya. Ia ingin membersihkan pengenalan dari keterikatan kepada segala penampakan yang bersifat sementara. Jadi filsafatnya dimaksud sebagai penyadaran atas kemampuan-kemampuan rasio secara obyektif dan menentukan batas-batas kemampuannya untuk memberi tempat iman dan kepercayaan.
Filsafat Kant merupakan titik tolak periode baru bagi filsafat barat. Ia menyimpulkan dan mengatasi aliran rasionalisme dan empirisme. Pada awalnya, Kant mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian tepengaruh oleh empirisnya (Hume). Walaupun demikian, Kant tidak begitu mudah menerimanya karena ia mengetahui bahwa empirisme terkadang skep-tisisme. Untuk itu, ia tetap mengakui kebenaran ilmu, dan dengan akal manusia akan dapat mencapai kebenaran. (1986:88)
Akhirnya Kant mengakui peranan akal dan keharusan empiri, kemudian dicobanya mengadakan sintesis. Walaupun pengetahuan bersumber dari akal (rasionalisme), tetapi adanya pengertian timbul dati benda (empirisme). Ibarat burung terbang harus mempunyai sayap (rasio) dan udara (empiri).
Jadi, metode berpikirnya disebut kritis. Walaupun ia mendasarkan diri pada nilai yang tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari adanya persoalan-persoalan yang melampaui akal. Sehingga akal mengenal batas-batasnya. Karena itu aspek irrasionalitas dari kehidupan dapat diterima kenyataanya. (2008:140)
 Adapun ciri-ciri Kritisisme adalah adalah sebagai berikut:
a.       Menganggap obyek pengenalan berpusat pada subyek dan bukan pada obyek.
b.      Manegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu, rasio hanya mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.
c.       Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur a priori yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari pengalaman yang berupa materi.

2.3. Kritisisme Immanuel Kant.
            Immanuel Kant memulai filsafatnya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Isi utama dari kritisisme adalah gagasan Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika, dan estetika. (2008:282). Setelah Kant mengadakan penyelidikan (Kritik) terhadap pengetahuan akal, setelah itu, manusia terasa bebas dari otoritas yang datangnya dari luar manusia, demi kemajuan /peradaban manusia. (2008:156)
Immanuel kant mengkritik empirisme, ia berpendapat bahwa empirisme harus dilandasi dengan teori- teori dari rasionalisme sebelum dianggap sah melalui proses epistomologi, itu merupakan penjelasan melalui bukunya yang berjudul critique of pure reason (kritik atas rasio murni), selain karyanya tersebut Immanuel kant juga menulis buku yang menyatakan filsafat kritisisme yaitu adalah Critique of  Practical Reason (Kritik Atas Rasio Praktis) yang terakhir adalah Critique of  Judgment ( Kritik Atas Pertimbangan ).

2.4. Tiga Pokok Pemikiran Immanuel Kant.
a)      Panca indera,akal budi,rasio.Kita sudah tahu tentang imperisme yang mementingkan pengalaman inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan rasionalisme yang mengedepankan penggunaan rasio daam memperoleh pengetahuan. Tetapi,rasio yang kita ketahui adalah sama dengan akal dan logis. Namun Kant memberi definisi berbeda menurut Kant rasio mempunyai arti kata baru bukan lagi langsung kepada pemikiran  tetapi, sebagai sesuatu yang ada di “belakang akal budi” dan pengalaman indera. Dari sini dapat di pilah bahwa ada 3 unsur ; akal, budi, rasio dan pengalaman inderawi.

b)      Dalam filsafatnya Kant mencoba mensinergikan antara rasionalisme dan empirisme. Bertujuan untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan itu diperoleh tidak hanya melalui satu unsur saja melainkan dari 2 unsur yakni pegalaman inderawi dan akal budi. Pengetahuan a priori merupakan sebuah pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum di alami.seperti misalnya, pengetahuan tentang bahaya. Sedangkan a posteriori sebaliknya,yaitu di alami dulu baru mengerti misalnya dalam menyelesaikan  rubix cube . Kalau salah satunya saja yang di pakai misalnya empirisme saja atau hanya rasionalisme saja maka pengetahuan yang di peroleh tidak sempurna bahkan bias berlawanan. Filsafat Kant menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan (sintesis) antara keduanya.

c)      Dari sini timbullah bahwa Kant adalah seorang yang member nuansa baru dalam bidang filsafat. Sebelum Kant filsafat  hampir selalu memandang bahwa setiap orang ( subjek ) yang mengamati objek, tertuju pada objek, penelitian objek dan sebagainya. Kant memberikan arah yang sama sekali baru.merupakan kebalikan dari filsafat sebelumnya yaitu bahwa objeklah yang harus mengarahkan diri kepada subjek. Kant dapat dikatakan sebagai seorang revolusioner karena dalam ranah pengetahuan ia tidak memulai pengetahuan dari objek yang ada tetapi dari yang lebih dekat terlebih dahulu yaitu si pengamat objek (subjek).


BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Filsafat Immanuel kant yakni kritisisme adalah penggabungan antara aliran filsafat sebelumnya yakni Rasionalisme yang dipelopori oleh Rene Descartes dan empirisme yang dipelopori oleh David Hume. Kant mempunyai tiga karya yang sangat penting yakni kritik atas rasio murni, kritik atas rasio praktis, kritik atas pertimbangan. Ketiga karyanya inilah yang sangat mempengaruhi pemikiran filosof sesudahnya, yang mau tak mau menggunakan pemikiran kant. Karena pemikiran kritisisme mengandung patokan-patokan berfikir yang rasional dan empiris.

3.2. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.



Kamis, 12 November 2015

1 Menit = 60 Detik



  Sejarah Mengapa 1 Menit = 60 Detik



Bilangan 60 digunakan untuk menyatakan waktu, sejam 60 menit, semenit 60 detik. Bilangan 60 ini digunakan pertama kali oleh bangsa Sumeria, jadi mereka berhitung dengan basis 60 atau disebut juga Sexagesimal.

Alasan kenapa digunakan bilangan 60 adalah bilangan ini bilangan terkecil yang bisa dibagi oleh enam angka pertama yaitu: 1,2,3,4,5,6. Jadi dengan mudah kita bisa terbayang: 1/2 jam = 30 mnt, 1/3 jam = 20 menit, 1/4 jam = 15 menit, dst. Bayangkan kalau satu jam = 100 menit, berarti 1/3 jam = 33,333 mnt??? Kalo kata orang, itu ngga bunyi…

Kalo kata matematisnya, 60 itu highly composite number, atau bilangan yang angka pembaginya/faktornya banyak, yaitu 1,2,3,4,5,6,10,12,15,20,30,60.

Detik
Detik atau sekon adalah satuan waktu dalam SI (Sistem Internasional, lihat unit SI) yang didefinisikan sebagai durasi selama 9.192.631.770 kali periode radiasi yang berkaitan dengan transisi dari dua tingkat hyperfine dalam keadaan ground state dari atom cesium-133 pada suhu nol kelvin.  Dalam penggunaan yang paling umum, satu detik adalah 1/60 dari satu menit, dan 1/3600 dari satu jam.

Sejarahnya 
Pada awalnya, istilah second dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "second minute" (menit kedua), yang berarti bagian kecil dari satu jam. Bagian yang pertama dikenal sebagai "prime minute" (menit perdana) yang sama dengan menit seperti yang dikenal sekarang. Besarnya pembagian ini terpaku pada 1/60, yaitu, ada 60 menit di dalam satu jam dan ada 60 detik di dalam satu menit.

Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh orang-orang Babylonia, yang menggunakan hitungan sistem berdasarkan sexagesimal (basis 60). Istilah jam sendiri sudah ditemukan oleh orang-orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24 dari mean hari matahari. Ini membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean hari matahari.

Di tahun 1956, International Committee for Weights and Measures (CIPM), dibawah mandat yang diberikan oleh General Conference on Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh di tahun 1954, menjabarkan detik dalam periode putaran bumi disekeliling matahari di saat epoch, karena pada saat itu telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam untuk digunakan sebagai standar waktu.

Gerakan bumi itu digambarkan di Newcomb's Tables of the Sun (Daftar matahari Newcomb), yang mana memberikan rumusan untuk gerakan matahari pada epoch di tahun 1900 berdasarkan observasi astronomi dibuat selama abad ke delapanbelas dan sembilanbelas. Dengan demikian detik didefinisikan sebagai

1/31.556.925,9747 bagian dari tahun matahari di tanggal 0 Januari 1900 jam 12 waktu ephemeris.  Definisi ini diratifikasi oleh General Conference on Weights and Measures ke sebelas di tahun 1960. Referensi ke tahun 1900 bukan berarti ini adalah epoch dari mean hari matahari yang berisikan 86.400 detik. Melainkan ini adalah epoch dari tahun tropis yang berisi 31.556.925,9747 detik dari Waktu Ephemeris. Waktu Ephemeris (Ephemeris Time - ET) telah didefinisikan sebagai ukuran waktu yang memberikan posisi obyek angkasa yang terlihat sesuai dengan teori gerakan dinamis Newton.

Dengan dibuatnya jam atom, maka ditentukanlah penggunaan jam atom sebagai dasar pendefinisian dari detik, bukan lagi dengan putaran bumi.  Dari hasil kerja beberapa tahun, dua astronomer di United States Naval Observatory (USNO) dan dua astronomer di National Physical Laboratory (Teddington, England) menentukan hubungan dari hyperfine transition frequency atom caesium dan detik ephemeris.

Dengan menggunakan metode pengukuran common-view berdasarkan sinyal yang diterima dari stasiun radio WWV, mereka menentukan bahwa gerakan orbital bulan disekeliling bumi, yang dari mana gerakan jelas matahari bisa diterka, di dalam satuan waktu jam atom. Sebagai hasilnya, di tahun 1967, General Conference on Weights and Measures mendefinisikan detik dari waktu atom dalam International System of Units (SI) sebagai

Durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sehubungan dengan transisi antara dua hyperfine level dari ground state dari atom caesium-133.  Ground state didefinisikan di ketidak-adaan (nol) medan magnet. Detik yang didefinisikan tersebut adalah sama dengan detik ephemeris. Definisi detik yang selanjutnya adalah disempurnakan di pertemuan BIPM untuk menyertakan kalimat

Definisi ini mengacu pada atom caesium yang diam pada temperatur 0 K. Dalam prakteknya, ini berarti bahwa realisasi detik dengan ketepatan tinggi harus mengkompensasi efek dari radiasi sekelilingnya untuk mencoba mengextrapolasikan ke harga detik seperti yang disebutkan di atas.

Setiap orang wajib tahu waktu karena kalau tidak tahu waktu bisa dicap sebagai orang kampungan yang tidak pernah makan bangku sekolahan. Oleh karena itu mari kita pelajari konversi atau perubahan waktu berikut ini :

1 Detik = Sama Dengan Seper 60 Menit (1/60 Detik)
1 Menit = Sama Dengan 60 Detik
1 Jam = Sama Dengan 60 Menit
1 Jam = Sama Dengan 3.600 Detik
1 Hari = Sama Dengan 24 Jam
1 Hari = Sama Dengan 1.440 Menit
1 Hari = Sama Dengan 86.400 Detik
1 Minggu = Sama Dengan 7 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 28 Sampai 31 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 4 Minggu
1 Caturwulan Atau Cawu = Sama Dengan 4 Bulan
1 Semester = Sama Dengan 6 Bulan
1 Tahun = 365 Sama Dengan Hingga 366 Hari
1 Tahun = Sama Dengan 12 Bulan
1 Dasawarsa = Sama Dengan 10 Tahun
1 Abad = Sama Dengan 100 Tahun

Ilmu Tambahan : 
Kalau mau merubah sendiri misal satu tahun berapa detik tinggal dikalikan saja dari masing-masing konversi waktu yang saling berkaitan. Contoh penyeleaiannya adalah satu tahun sama dengan 365 atau 366 hari dikali 86.400 detik untuk mengetahui jumlah detik dalam satu tahun.